Transkultural Keperawatan merupakan area / wilayah keilmuan budaya pada
proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan
dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sifat
didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu
ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya
budaya/keutuhan budaya kepada manusia. (Leininger, 2000)
Konsep dalan transkep :
•
Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang
dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak
dan mengambil keputusan.
• Nilai budaya adalah keinginan individu
atau tindakan yang lebih diinginkan atau sesuatu tindakan yang
dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan
keputusan.
• Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan adalah bentuk
yang optimal dari pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan
variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan
budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan
termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan
individu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).
• Etnosentris
adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa
budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh
orang lain.
• Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau
kelompok budaya yang digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang
lazim.
• Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal muasal manusia.
•
Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi
pada penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan
kesadaran yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan
dasar observasi untuk mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan
saling memberikan timbal balik diantara keduanya.
• Care adalah
fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku
pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi
kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan
kualitas kehidupan manusia.
• Caring adalah tindakan langsung yang
diarahkan untuk membimbing, mendukung dan mengarahkan individu, keluarga
atau kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk
meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
• Cultural care berkenaan
dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan dan pola
ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukung atau memberi
kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan
kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidup dalam
keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.
• Cultural
impotition dengan kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan
kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain karena percaya
bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada kelompok
lain.
Paradigma :
• Leininger (1985) : cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep asuhan keperawatan.
• Andrew and Boyle (1995) :
a. Manusia : individu, keluarga, dan kelompok
b. Sehat
c. Lingkungan : perkembangan, kepercayaan, perilaku klien serta fisik social dan simbolik.
d. Keperawatan : mempertahankan budaya, negosiasi budaya, restrukturisasi.
Proses keperawatan mencangkup :
• Pengkajian : anamneses, interview, observasi, studi dokumen, pemeriksaan fisik.
• Diagnosa keperawatan :
Giger and Davidhizar, 1995 : gangguan komunikasi verbal, interaksi sosial, dan ketidakpatuhan dalam pengobatan.
• Perencanaan dan pelaksanaan :
a. Cultural care preservation
b. Cultural care accommodation
c. Cultural care repartening
Andrew and Boyle, 1995 : mempertahankan budaya, mengakomodasi budaya, dan merubah budaya.
•
Evaluasi : keberhasilan klien tentang mempertahankan budaya yang
sesuai dengan kesehatan, dan beradaptasi dengan budaya klien.
Berfikir
kritis adalah proses kognitif atau mental yang mencangkup penilaian dan
analisa rasional terhadap semua informasi dan ide yang ada serta
merumuskan kesimpulan dan keputusan. Berpikir kritis memberikan
pertimbangan karena bukti, konteks penilaian, kriteria yang relevan
untuk membuat keputusan dengan baik, metode yang berlaku atau teknik
untuk membentuk penghakiman, dan konstruksi teoretis yang berlaku untuk
memahami masalah.
Edward Glaser, 1941. Menulis bahwa kemampuan untuk berpikir kritis meliputi tiga hal yaitu
1.
Sikap “membuang” (keadaan pikiran tentang sesuatu) untuk
dipertimbangkan dalam cara berpikir dalam masalah dan mata pelajaran
yang datang dalam rentang pengalaman seseorang.
2. Pengetahuan tentang metode penyelidikan secara logis dan mempunyai penalaran.
3. Memiliki beberapa keterampilan dalam menerapkan metode tersebut.
Berpikir
kritis juga suatu cara mengambil masalah kehidupan yang tak terlepas
dari ruang lingkup pikiran, seorang pemikir kritis harus memiliki
kriteria sebagai berikut:
1. Menimbulkan pertanyaan penting dan masalah, merumuskan dengan jelas dan tepat.
2. Mengumpulkan dan menilai informasi yang relevan, menggunakan ide-ide abstrak untuk menafsirkan secara efektif.
3. Datangkan sebuah kesimpulan dengan alasan dan solusi, menguji mereka terhadap kriteria dan standar yang relevan.
4.
Berpikir terbuka pikiran terarah dalam pemikiran, pengakuan dan
penilaian, sebagai yang mereka asumsikan, implikasi, dan konsekuensi
praktis, dan
5. Berkomunikasi secara efektif dengan orang lain dalam
memikirkan solusi untuk masalah yang kompleks tanpa terlalu dipengaruhi
oleh pemikiran orang lain mengenai berbagai masalah.
Aspek-aspek dalam berfikir kritis
Berfikir
merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan. Namun,
beberapa aktifitas kognitif atau mental dapat diidentifikasi sebagai
komponen-komponen utama dalam berfikir kritis.
• Mengajukan sebuah pertanyaan untuk menentukan alasan dan penyebab
• Mengumpulkan data
• Memvalidasi informasi yang tersedia
• Menganalisa informasi
• Menggunakan pengalaman dan pengetahuan klinis yang lalu
• Mempertahankan suatu sikap fleksibel
• Mempertimbangkan pilihan yang tersedia dan menilai tiap pilihan menurut keuntungan dan kerugian
• Merumuskan suatu keputusan.
Perawat harus menggunakan keterampilan berfikir kritis dalam semua keadaan:
•
Perawatan klinis, faktor-faktor yang dibawa oleh pasien dalam situasi
perawatan kesehatan dipertimbangkan, dipelajari, dianalisa, dan
diinterpretasikan.
• Ambulatori
• Perawatan extended dalam panti dan komunitas
Tahap-tahap proses keperawatan
Proses
keperawatan adalah suatu sistem yang cermat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah-masalah kesehatan dan keperawatan seseorang.
Komponen yang sering dikutip mencangkup :
• Pengkajian
• Perencanaan
• Implementasi
• Evaluasi
Menurut the 1991 American Nurses Assosiation Standart of Clinical Nursing Practice mencangkup komponen tambahan yaitu :
• Pengkajian
• Diagnosa
• Identifikasi hasil akhir
• Perencanaan
• Implementasi
• Evaluasi
Transcultural
Nursing Research adalah teori berdasarkan disiplin humanistik, yang
dirancang untuk melayani individu, organisasi, masyarakat, dan
masyarakat. Manusia perawatan/kepedulian didefinisikan dalam konteks
budaya. Budaya peduli kompeten hanya dapat terjadi ketika nilai-nilai
budaya perawatan dikenal dan melayani sebagai dasar untuk perawatan yang
berarti. Misi Transcultural Nursing Research adalah untuk meningkatkan
kualitas budaya kongruen, kompeten, dan adil peduli bahwa hasil dalam
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan orang di seluruh dunia. Visi
Transkultural Nursing Research berusaha untuk memberikan perawat dan
perawatan kesehatan profesional lainnya dengan basis pengetahuan yang
diperlukan untuk memastikan kompetensi dalam praktek budaya, pendidikan,
penelitian, dan administrasi.
Tujuan Transcultural Nursing Research :
• Untuk memajukan kompetensi budaya untuk perawat di seluruh dunia
• Untuk memajukan beasiswa (pengetahuan substantif) dari disiplin
• Untuk mengembangkan strategi untuk advokasi perubahan sosial budaya yang kompeten untuk perawatan
• Untuk mempromosikan non-profit korporasi keuangan suara